MENGANALIS PUISI CHAIRIL ANWAR YANG
BERJUDUL
“PUISI UNTUK IBU”
BERDASARKAN MAJAS
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia)
Disusun:
MAN SUKAMANAH
SUKARAPIH SUKARAME TASIKMALAYA
Puji
dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. Yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah
yang berjudul MENGANALIS PUISI CHAIRIL
ANWAR YANG BERJUDUL “PUISI UNTUK IBU”. Sholawat serta salam kami panjatkan
kepada nabi kita yakni nabi Muhammad saw,beserta
keluarganya,tabi’in dan tabi’atnya. n karya ilmiah ini,sehingga dapat selesai
tepat pada waktunya.
Tujuan
laporan karya ilmiah ini kami buat untuk memenuhi standar kompetensi
pembelajaran dan memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu membuat dan menyusun karya ilmiyah.
Kami
sadar sebagai penulis,bahwa dalam pembuatan dan penyusunan karya ilmiah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan,oleh karena itu kami sngat mengharapkan
kritik dan saran yang sangat membangun dan membantu kami dalam penyusunan karya
ilimiah ini. Mudah-mudahan dengan pembuatan karya ilmiah ini semoga bermanfaat
khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya bagi para pembaca
Sukamanah, 03 Februari 2015
Penulis
i
|
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang Masalah..................................................................
1
1.2 Rumusan
Masalah ........................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 2
1.4 Tujuan Masalah ............................................................................... 2
1.5 Manfaat Masalah ............................................................................ 2
1.6 Metode penelitian ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................ 4
2.1 Pengertian Puisi ............................................................................ 4
2.2 Pengertian Majas ......................................................................... 5
2.3
Klasifikasi Majas ......................................................................... 5
2.4 “ Puisi Untuk Ibu” Karya Chairil Anwar ....................................... 13
2.5 Hasil
Analisis ................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ................................................................ 18
3.1 Simpulan
...................................................................................... 18
3.2 Saran ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSATAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Puisi
merupakan salah atu dari kaya sastra yang banyak di nikmati oleh banyak
kalangan. Pengertian puisi adalah gambaran perasaan yang di ungkapkan melalui
tulisan yang memiliki arti dan keindahan tersendiri.
Pembagian
dalam puisi di bagi menjadi dua, diantaranya puisi lama dan puisi baru.
Puisi
juga dapat di pakai sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan kepada seorang
yang di sukai, biasanya sarana ini di pakai oleh kalangan remaja. pembuatan
puisi tidaklah mudah,karena harus menggunakan perasaan yang paling dalam atau
dengan sebuah pengalaman yang pernah di alami atau sedang di alami oleh pembuat
puisi itu sendiri.
Di
dalam puisi juga memiliki gaya bahasa yang sangat memikat atau menyentuh
perasaan seorang pendengar atau pembaca. Karena dalam puisi mempunyai gaya
bahasa majas.
Majas
adalah cara penampilan diri dalam bahasa,baik secara lisan ataupun tulisan yang
di realisasikan melalui kiasan.majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang di
gunakan di saat seseorang ingin mengungkapkan perasaannya,dan seringkali
menimbulkan reaksi berupa tanggapan.Oleh Karena itu kami ingin MENGANALISIS PUISI CHAIRIL ANWAR YANG
BERJUDUL PUISI UNTUK IBU BERDASARKAN MAJAS.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasrkan
latar belakang di atas maka kam sebagai penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengertian puisi?
2. Apa macam-macam majas?
3.
Bagaimana analisis Puisi Chairil Anwar yang berjudul Puisi Untuk Ibu menurut
bahasa Majas?
1.3 Batasan
Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas. Untuk itu penulis hanya
membatasi masalah ”MENGANALISIS PUISI CHAIRIL ANWAR PUISI UNTUK IBU MENURUT
BAHASA MAJAS”
1.4
Tujuan Penelitian Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah di atas penulis memliki tujuan sebagai berikut:
-
Ingin
mengetahui pengertian puisi
-
Ingin
mengetahui pengertian dan macam-macam majas
-
Inggin
mengetahu puisi ciptaan Chairil Anwar yang berjudul Puisi Untuk Ibu.
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ada dua macam,
diantaranya:
1.
Manfaat
teoritis
Ingin meningkatkan
pengetahuaan tentang puisi,macam-macam majas dan ingin mengetahui analisis
puisi chairil anwar yang berjudul puisi untuk ibu
2.
Manfaat
Praktis
Kami sebagai penulis
dapat lebih memahami pengertian puisi dan dapat mempelajari macam-macam majas
1.6
Metode Penelitian
Metode yang di lakukan
oleh penulis dalam MENGANALISIS PUISI CHAIRIL ANWAR YANG BERJUDUL PUISI UNTUK
IBU menurut gaya bahasa Yaitu menggunakan metode deskriptif kepustakaan, pengumpuan data dan searching
internet
Ø Deskriptif adalah menggambarkan secara jelas pemahaman dari suatu
teori atau pengumpulan buku-buku dari berbagai penerbit.
Ø Kepustakaan adalah mencari informasi melalui banyak buku
Ø Pengumpulan data adalah
Ø Searching internet adalah mencari materi atau persoalan dari berbagai web melalui browsing di internet.
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1. PENGERTIAN PUISI
Secara etimologi, puisi berasal dari kata bahasa Yunani, kata poiesis berarti pencitaan. Dalam bahasa inggris, padanan bahasa kata puisi ini adalah poetryk yang erat dengan poet dan poem. Mengenai kata poet, coulter ( menjelaskan bahwa “kata poet berasal dari yunani yaitu membuat atau menciptakan”
Shanhon Ahmad ( dalam pradopo,1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi adalah garis besar berupa emosi, imajinasi, ide, irama, nada, pemikiran, kesan panca indera, susuanan kata, kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang bercampur baur.
Menurut kamus istilah sastra (sudjiman:1984) puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,rima serta penyusunan larik dan bait.
Watt-Dunton (situmorang:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat aristik dari pikiran manusia dalam bahasa emosi dan berirama.
Menurut Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musical, kata-kata nya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.
Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran secara imajinasi dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengosentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat dan perasaan penyairny, diubah dalam wujud dan bahasa yang berkesan.
2.2 PENGERTIAN MAJAS
Majas sudah seringkali dibicarakan oleh banyak orang terutama para pakar, baik dari bidang linguistik
maupun bidang sastra. Majas tersendiri adalah kiasan, sebuah penggambarkan sesuatu dengan jalan
memperbandingkan atau menyamakan dengan sesuatu yang lain.
2.2.1 Secara umum
majas adalah cara menampilkan diri dalam berbahasa, baik
secara tulisan maupun lisan yang di realisasikan melalui kiasan. Majas
merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan disaat seseorang ingin
mengungkapkan perasaannya, dan seringkali menimbulkan reaksi berupa tanggapan.
2.2.2 Menurut
para ahli majas
Prof. Dr. H. G. Tarigan bahwa majas adalah cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis.
Slamet Mulyana mendefinisikan majas sebagai susunan
perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati
penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca.bisa kita.
2.3 KLASIFIKASI MAJAS
Majas dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori,
menurut Moeliono dalam bukunya Kembara
Bahasa (1979), majas
diklasifikasi menjadi tiga kelompok yakni, Majas
Perbandingan, Majas Pertentangan, dan Majas Pertautan. Dalam pembahasan ini
akan kita ulas pula 2 majas tambahan yaitu Majas
Sindiran dan Majas Perulangan.
A.
Majas Perbandingan Makna
Ada banyak
majas yng termasuk dalam majas perbandingan, diantanya :
1.
Simile
Simile adalah majas yang mengungkapkan sesuatu
secara tidak langsung, dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan
kata depan dan penghubung, misalnya : Seperti, layaknya,
bagaikan, semisalnya dll.
Contoh : - Pemuda
itu bagaikan seorang Jawara dari Timr
Tengah.
2.
Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan sesuatu secara
langsung yang menggunakan kata-kata kiasan yang bukan arti sesungguhnya namun
memiliki suatu sifat yang sama dan berupa perbandingan analogis dengan
menghilangkan kata seperti,
layaknya, bagaikan, dll.
Contoh :
-
Engkau adalah belahan jantung hatiku;
-
Raja siang telah merangkak keluar dari ufuk
timur
-
Dengan penuh semangat santri berlayar menuju cita-cita
3.
Personifikasi
Personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang membandingkan
benda mati atau yang tidak bergerak seolah-olah bernyawa sebagaimana
sifat-sifat yang dimiliki manusia. Contoh
:
Daun nyiur melambai-lambai
Angin berbisik membelai rambutku
Mentari tersenyum diufuk timur
Era globalisasi mengguncang budaya
asli
4.
Depersonifikasi
Depersonifikasi adalah majas yang menampilkan manusia
sebagai binatang, benda-benda alam, atau benda lainnya. Depersonifikasi
merupakan lawan dari personifikasi.
Contoh : “Aku
heran melihat Tono mematung”
5.
Alegori
Alegori adalah majas yang menjelaskan maksud suatu
ungkapan tidak secara harfiah, umumnya merajuk pada penggunaan retorika yang
memperlihatkan perbandingan utuh dan memiliki kesatuan yang menyeluruh.
Contoh : “Perjalanan hidup manusia seperti
sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, terkadang sulit ditebak
keselamatannya, rela menerima segala sampah, dan pada akhirnya berhenti ketika
bertemu dengan laut”.
6.
Alusio
Alusio adalah majas perbandingan yang menggunakan
berbagai kata kiasan dan peribahasa yang sudah lazim didengar semua orang.
Contoh : “sudah dua hari ini ia tak terlihat batang hidungnya”.
7.
Antropomorfise
Antropomorfise adalah metafora yang menggunakan kata atau
bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
Antropomorfise merupakan atribusi karakteristik manusia ke makhluk bukan
manusia.
Contoh : “Para begal itu menunggu pejalan
kaki yang melintasi hutan angker yang dikenal dengan tempat jin buang anak”.
.
8.
Sinestesia
Sinestesia adalah majas yang berupa suatu ungkapan frasa
dari suatu indra, yang dicurahkan lewat ungkapan frasa indra lainnya.
Contoh : “Betapa sedap memandang gadis
cantik yang selesai berdandan; Suaranya terang sekali; Rupanya manis; Namanya
harum”.
9.
Antonomasia
Antonomasi digunakan sebagai nama diri atau nama diri
lain yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh : “Si Gemuk; Si Lincah; Si Pintarlah
, Kepala Sekolah mengundang para orang tua murid”.
10. Aptronim
Aptronim adalah suatu pemberian nama orang, yang cocok
dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh : “Karena sehari-hari ia bekerja
sebagai kusir gerobak, ia di panggil Karto
Grobak”.
11. Metonimia
Metonimia adalah sebuah majas yang menggunakan sepatah
dua patah kata, yang merupakan merek, macam, atau yang lainnya, yang merupakan
satu kesatuan dari sebuah kata. Contoh: “Kakak pergi naik Kijang
Hijau (Sebutan mobil diganti
dengan Kijang)”.
12. Hipokrisme
Hipokrisme adalah penggunaan nama timangan atau kata yang
dipakai untuk menunjukan hubungan karib.
Contoh: “Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji
mata itu, yang membuatnya kian terkesima.”
13. Litotes
Litotes adalah majas yang mengungkapkan suatu perkataan
dengan rendah hati dan lemah lembut.
Contoh : “Silahkan
singgah di gubuk saya”
14. Hiperbola
Hiperbola adalah pengungkapan yang melebih-lebihkan
kenyataan, dengan maksud untuk memperoleh efek tertentu, bukan yang sebenarnya,
sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh : Dengan suara menggelegar, dia berkata: “Pergi kau dari
sini!”; Secepat kilat ia
berlari menuju garis finish.
15. Sinokdoke
Sinekdoke adaah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian,
namun dengan seluruh bagian atau sebaliknya.
Contoh : “Sudah ditunggu hingga satu jam lamanya,
tapi ia tidak tampak batang
hidungnya”
.
16. Eufimisme
Eufimisme adalah ungkapn yang lebih haalus sebagai
pengganti ungkapan yang dianggap tidak pantas atau kasar.
Contoh : Uang
sumbangan untuk korban banjir telh dikorupsi oleh para pejabat.
Dan diganti dengan : Uang sumbangan korban banjir telah disunat oleh para pejabat.
17. Fabel
Majas yang menyatakan perilaku binatang sebagai manusia
yang dapat berfikir dan bertutur kata.
Contoh : “Cerita kancil atau Tantri di
Indonesia”.
18. Parabel
Cerita rekaan untuk menyampaikan ajaran agama, moral,
atau kebenaran umum, dengan menggunakan perbandingan atau ibarat.
Contoh : “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang
bendahara”.
19. Perifrasa
Majas yang berupa pengungkapan panjang sebagai pengganti
pengungkapan yang lebih pendek.
“Contoh: Ia besekolah di Kota Kembang. (maksudnya:
Bandung)”.
20. Eponim
Orang (bisa nyata atau fiksi) yang
dipakai untuk menamai suatu tempat, penemuan, atau benda tertentu, dikarenakan
kontribusi atau peranan tokoh yang bersangkutan pada objek yang dinamai
tersebut.
Contoh: “Bilangan Avogadro (ditemukan oleh
Amedeo Avogodro); Penyakit Parkinson (ditemukan oleh James Parkinson)”.
21. Simbolik
Majas yang melukiskan suatu dengan mengunakan simbol
benda, binatang atau tumbuhan. Contoh: Rumah itu hangus dilalap Si Jago Merah.
22. Kiasmus
Gaya bahasa yang berisikan perulangan, sekaligus
merupakan inversi atau pembalikan susunan antara duakata dalam satu kalimat.
Contoh: “ Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang
salah”.
B. Majas Sindiran
Majas sindiran dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Ironi
Merupakan sindiran dengan menyembunyikan fakta yang
sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut atau mengungkapkan
sindiran halus.
Contoh: “Wah, pemerintah sekarang memang sukses, Ya! Ya, sukses menaikan
harga-harga”.
2.
Sarkasme
Suatu majas yang dimaksudkan untuk menyindir atau
menyinggung seseorang atau sesuatu.
Contoh: “Mulutmu harimaumu yang siap menerkam
dirimu”.
3.
Sinisme
Ungkapan yang bersifat mencemoh piiran atau ide bahwa
kebaikan terdapat pada manusi (lebih kasar dari ironi).
Contoh: “Tulisanmu seperti dokter, sehingga
sulit dibaca”.
4.
Satire
Gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu
keadaan atau sifat seseorang. Contoh: “Jemu aku dengan bicaramu”.
5.
Innuendo
Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Contoh: “Dia diterima menjadi Pegawai
Negeri Sipil berkat pengaruh kuat ayahnya”.
C. Majas Pengulangan (Penegasan)
Majas yang termasuk dalam kelompok majas pengulangan
(penegasan) adalah sebagai berikut :
1.
Pleonasme
Gaya bahasa penegasan yang memakai
kata tambahan (yang sebenarnya tidak perlu karena kata sebelumnya sudah dapat
dipahami.
Contoh: “Darah itu merah, Jendral!; Kita harus berdiri diatas kaki sendiri”.
2.
Repetisi
Gaya bahasa penegasan dengan cara
mengulang kata yang sudah diucapkan berkali-kali untuk menimbulkan kesan yang
mantap dan menarik.
Contoh: “Kita bangsa yang merdeka saudara-saudara!
Kita harus bebas dalam menentukan pilihan. kita tidak boleh takut terhadap
penindasan-penindasan! Tanamkan iman di dalam dada. Tanamkan iman di dalam hati. Tanamkan agama
dari jiwa hingga berurat berakar”.
3.
Paralelisme
Gaya bahasa penegasan yang sering
dipake dalam puisi.
Contoh: “KepadaMu aku bersujud, KepadaMu
aku bersembah, KepadaMu aku menghamba, KepadaMu segala nafas dan Rohku”.
4.
Tautologi
Gaya bahasa penjelasa dengan kata beberapa kali dalam
sebuah kalimat. Contoh: “Maaf.... maaf .... berapa kali kau minta maaf, tapi
kau masih saja bandel. Rasa hatiku pedih hatiku bagaikan diiris sembilu, hatiku
seperti dibakar api, hatiku dicabik-cabik.
Dia mengintaiku, dia menyakitiku dan kini dia
meninggaliku. Klimaks
Gaya bahasa penegasan yang mengungkapkan suatu hal secara
berturut-turut, yang semakin lama semakin memuncak. Contoh: Mulai sejak bayi,
anak-anak, tumbuh remaja hingga berumah tangga, dia selalu patuh terhadap orang
tua.
5.
Antiklimaks
Gaya Bahasa penegasan yang bergantung dalam kata-kata
yang diucapkannya, yaitu semakin lama semakin menurun atau lemah.
Contoh: “dari pejabat kabupaten, kek
memberinya. kecamatan, desa dan Rt, berkumpul mengadakan rapat. Jangankan
seratusribu, sepuluhribu saja dia tidak memberinya, jangankan bergaul atau
mengajak berbicara, melihat saja sudah muak”.
6.
Koreksio
Gaya bahasa penegasan berupa membetulkan (mengoreksi)
kembali kata-kata yang salah satu sengaja diucapkan salah.
Contoh: “Semua kerugian harus ditanggung
anggota, maksuku kita semua”.
D. Majas Pertentangan Makna
Dalam majas pertentangan makna terdapat banyak pula
kelompok yang termasuk kedalam majas ini yaitu sebagai beriut :
1.
Paradoks
Gaya bahasa yang hanya menampaka
arti dengan objek sebenarnya.
Contoh: “hatinya duka walaupun duulang tahunnya sangat
meriah. Bagaikan ayam mati didalam lumbung”.
2.
Antitesis
Gaya bahasa yang mempergunakan
kata-kata yang berlawanan artinya dengan maksud sebagai penekanan pertentangan.
Contoh: “Kaya atau miskin itu takdir Tuhan. Besar atau
kecil sama saja ongkosnya”
3.
Okupasi
Gaya bahasa yang mengandung
bantahan tetapi akhirnya diberi penjelasan.
Contoh: “Pilkoplo sangat merusak moral bangsa. Tidak
hanya pemuda, tetapi generasi tua pun ikut terseret menggunakannya. Pengguna
pilkoplo menyadari akan bahaya itu tetapi dia tidak dapat semudah itu
meninggalkannya”.
4.
Kontradiksi interminus
Gaya bahasa yang menggunakan kata
pertentangan penjelasan semula.
Contoh: “semua anak-anakmu penurut, hanya si Agus yang
bandel”.
Menganalisis Chairil Anwar Yang Berjudul Puisi Untuk Ibu
Berdasarkan Bahasa Majas
2.4 “ PUISI UNTUK IBU” KARYA CHAIRIL ANWAR
Pernah
aku ditegur
Katanya
untuk kebaikan
Pernah
ku dimarah
Katanya
membaiki kelemahan
Pernah
aku diminta membantu
Katanya
supaya aku pandai
Ibu…..
Pernah
aku merajuk
Katanya
aku manja
Pernah
aku melawan
Katanya
aku degil
Pernah
aku menanggis
Katanya
aku lemah
Ibu…..
Setiap
kali aku tersilap
Dia
hukum aku dengan nasihat
Setiap
kali aku kecewa
Dia
dangun dimalam sepi lalu memunajat
Setiap
kali aku dalam kesakitan
Dia
obati dengan penawar dan semangat
Dan
bila aku mencapai kejanyaan
Dia
kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak
pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir
di pipimu
Begitu
kuatnya dirimu
Ibu…..
Aku
saying padamu…..
Tuhanku…
Aku
bermohon padaMu
Sejahterakan
dia
Selamanya…
2.5 Hasil
Analisis
Dalam
puisi di atas, beberapa majasyang kami analisis pada puisi yaitu:
· Pernah aku merajuk
Dalam baris di atas terdapat majas hiperbola, karena di sana kata
“merajuk” merupakan bentuk kata baku atau berlebihan dari kata “mendiamkan”.
· Katanya aku degil
Ini
merupk majas personifikasi, karena dalam paragraph dua baris keempat
“degil”
seolah-olah menunjukan kata kepada binatang. Karena “degil” dapat di artikan
keras kepala.
· Setiap kali aku tersilap
Ini merupkan majas personifikasi, karena puisi di atas menunjukan
peristilahan.
Maksud dari puisi di atas adalah “setip kali tersilap” seseorang
anak itu melakukan kesalahan kepada ibunya.
· Dia hukum aku dengan nasehat
Makna puisi ini adalah nasihat dari seorang ibu adalah sebuah kasih
sayang, hukuman agar kita sebagai anaknya menjadi yang terbaik. Karna nasihat
dari seorang ibu adalah hukuman untuk kebaikan kita.
· Mengalir di pipi mu
Kata “mengalir” lebih tertuju kepada alam, lebih tepatnya sungai.
Kata “mengaliri di pipi mu” adalah sebuah tangisan yang menetes.
18
|
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam menalisis
“Puisi Untuk Ibu” karya Chairil Anwar, penulis perlu mengetahui terlebih dahulu
pengertian puisi dan majas.
Puisi
adalah bentuk krya sastra yang mengungkapkan pikiran secara
imajinasi dan disusun dengan mengonsentrsikan semua pengethuan gaya bahasa
dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin. Atau juga puisi
dapat di artikan bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat dan
perasaan penyairny, diubah dalam wujud dan bahasa yang berkesan.
Majas adalah cara menampilkan diri dalam
berbahasa, baik secara tulisan maupun lisan yang di realisasikan melalui
kiasan. Majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan disaat seseorang
ingin mengungkapkan perasaannya, dan seringkali menimbulkan reaksi berupa
tanggapan. Atau juga dapat
diartikan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas
yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
3.2 Saran
Karena keterbasan makalah yang kami buat,
kami sebagai penulis menyarankan kepada para pembaca untuk memahami majas
hiperbola dan parasitisme. Bila mana pembuatan makalah ini banyak kesalahan
kami mohon kepada pembaca untuk memberikan saran dan keritiknya.
Pengumpulan data-data dari banyak berkas,
Buku Bina Sastra Indonesia. Penerbit: Erlangga. Jakarta.
Ada yang lain ni kalo ente-ente butuh gan.. :D
Lebih Banyak lagi :
MakalahHidrolisis Garam
MakalahPerluasan kekuasaan Kolonial
Makalah Sejarah
Makalah Inflasi
MakalahMajas
No comments:
Post a Comment