Friday, 24 April 2015

menganalisis majas





MENGANALIS PUISI CHAIRIL ANWAR YANG BERJUDUL
“PUISI UNTUK IBU”
BERDASARKAN MAJAS
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia)



Disusun:







MAN SUKAMANAH
SUKARAPIH SUKARAME TASIKMALAYA







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. Yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul MENGANALIS PUISI CHAIRIL ANWAR YANG BERJUDUL “PUISI UNTUK IBU”. Sholawat serta salam kami panjatkan kepada nabi kita yakni nabi Muhammad saw,beserta keluarganya,tabi’in dan tabi’atnya. n karya ilmiah ini,sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Tujuan laporan karya ilmiah ini kami buat untuk memenuhi standar kompetensi pembelajaran dan memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu membuat dan menyusun karya ilmiyah.
Kami sadar sebagai penulis,bahwa dalam pembuatan dan penyusunan karya ilmiah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,oleh karena itu kami sngat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun dan membantu kami dalam penyusunan karya ilimiah ini. Mudah-mudahan dengan pembuatan karya ilmiah ini semoga bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan umumnya bagi para pembaca

Sukamanah, 03 Februari 2015

     Penulis 






i

 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................  1
   1.1   Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
   1.2   Rumusan Masalah ...........................................................................  2
1.3    Batasan Masalah .............................................................................  2
1.4    Tujuan Masalah ...............................................................................  2
1.5    Manfaat Masalah ............................................................................  2
1.6    Metode penelitian ...........................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................  4
2.1  Pengertian Puisi ............................................................................  4
2.2   Pengertian Majas .........................................................................  5
2.3  Klasifikasi Majas .........................................................................  5
2.4  “ Puisi Untuk Ibu” Karya Chairil Anwar .......................................  13
2.5   Hasil Analisis .................................................................................  15
BAB III PENUTUP ................................................................  18
3.1      Simpulan ......................................................................................  18
3.2      Saran ............................................................................................  18
DAFTAR PUSATAKA







BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Puisi merupakan salah atu dari kaya sastra yang banyak di nikmati oleh banyak kalangan. Pengertian puisi adalah gambaran perasaan yang di ungkapkan melalui tulisan yang memiliki arti dan keindahan tersendiri.
Pembagian dalam puisi di bagi menjadi dua, diantaranya puisi lama dan puisi baru.
Puisi juga dapat di pakai sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan kepada seorang yang di sukai, biasanya sarana ini di pakai oleh kalangan remaja. pembuatan puisi tidaklah mudah,karena harus menggunakan perasaan yang paling dalam atau dengan sebuah pengalaman yang pernah di alami atau sedang di alami oleh pembuat puisi itu sendiri.
Di dalam puisi juga memiliki gaya bahasa yang sangat memikat atau menyentuh perasaan seorang pendengar atau pembaca. Karena dalam puisi mempunyai gaya bahasa majas.
Majas adalah cara penampilan diri dalam bahasa,baik secara lisan ataupun tulisan yang di realisasikan melalui kiasan.majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang di gunakan di saat seseorang ingin mengungkapkan perasaannya,dan seringkali menimbulkan reaksi berupa tanggapan.Oleh Karena itu kami ingin MENGANALISIS PUISI CHAIRIL ANWAR YANG BERJUDUL PUISI UNTUK IBU BERDASARKAN MAJAS.    

1.2  Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang di atas maka kam sebagai penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.  Bagaimana pengertian puisi?
2.  Apa macam-macam majas?
3. Bagaimana analisis Puisi Chairil Anwar yang berjudul Puisi Untuk Ibu menurut bahasa Majas?

1.3 Batasan Masalah
            Agar permasalahan tidak terlalu meluas. Untuk itu penulis hanya membatasi masalah ”MENGANALISIS PUISI CHAIRIL ANWAR PUISI UNTUK IBU MENURUT BAHASA MAJAS”

1.4    Tujuan Penelitian Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis memliki tujuan sebagai berikut:
-          Ingin mengetahui pengertian puisi
-          Ingin mengetahui pengertian dan macam-macam majas
-          Inggin mengetahu puisi ciptaan Chairil Anwar yang berjudul Puisi Untuk Ibu.

1.5 Manfaat Penelitian
      Manfaat penelitian ini ada dua macam, diantaranya:
1.      Manfaat teoritis
          Ingin meningkatkan pengetahuaan tentang puisi,macam-macam majas dan ingin mengetahui analisis puisi chairil anwar yang berjudul puisi untuk ibu
2.      Manfaat Praktis
       Kami sebagai penulis dapat lebih memahami pengertian puisi dan dapat mempelajari macam-macam majas

1.6 Metode Penelitian
       Metode yang di lakukan oleh penulis dalam MENGANALISIS PUISI CHAIRIL ANWAR YANG BERJUDUL PUISI UNTUK IBU menurut gaya bahasa Yaitu menggunakan metode deskriptif  kepustakaan, pengumpuan data dan searching internet
Ø  Deskriptif adalah menggambarkan secara jelas pemahaman dari suatu teori atau pengumpulan buku-buku dari berbagai penerbit.
Ø  Kepustakaan adalah mencari informasi melalui banyak buku
Ø  Pengumpulan data adalah
Ø  Searching internet adalah mencari materi atau persoalan dari  berbagai web melalui browsing di internet.





BAB II

PEMBAHASAAN

 

 

2.1. PENGERTIAN PUISI

 

Secara etimologi, puisi berasal dari kata bahasa Yunani, kata poiesis berarti pencitaan. Dalam bahasa inggris, padanan bahasa kata puisi ini adalah poetryk yang erat dengan poet dan poem. Mengenai kata poet, coulter ( menjelaskan bahwa “kata poet berasal dari yunani yaitu membuat atau menciptakan”

 

Shanhon Ahmad ( dalam pradopo,1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi adalah garis besar berupa emosi, imajinasi, ide, irama, nada, pemikiran, kesan panca indera, susuanan kata, kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang bercampur baur.

Menurut kamus istilah sastra (sudjiman:1984) puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,rima serta penyusunan larik dan bait.

Watt-Dunton (situmorang:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat aristik dari pikiran manusia dalam bahasa emosi dan berirama.

Menurut Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musical, kata-kata nya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik.

Herman J. Waluyo mendefinisikan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran secara imajinasi dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengosentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat dan perasaan penyairny, diubah dalam wujud dan bahasa yang berkesan.

                   
2.2  PENGERTIAN MAJAS

Majas sudah seringkali dibicarakan oleh banyak orang terutama para pakar, baik dari bidang linguistik maupun bidang sastra. Majas tersendiri adalah kiasan, sebuah penggambarkan sesuatu dengan jalan memperbandingkan atau menyamakan dengan sesuatu yang lain.

     2.2.1 Secara umum
majas adalah cara menampilkan diri dalam berbahasa, baik secara tulisan maupun lisan yang di realisasikan melalui kiasan. Majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan disaat seseorang ingin mengungkapkan perasaannya, dan seringkali menimbulkan reaksi berupa tanggapan.

      2.2.2 Menurut para ahli majas

Prof. Dr. H. G. Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
Slamet Mulyana mendefinisikan majas sebagai susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca.bisa kita.
    
2.3 KLASIFIKASI MAJAS

Majas dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, menurut Moeliono dalam bukunya Kembara Bahasa (1979), majas diklasifikasi menjadi tiga kelompok yakni, Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, dan Majas Pertautan. Dalam pembahasan ini akan kita ulas pula 2 majas tambahan yaitu Majas Sindiran dan Majas Perulangan.

A.     Majas Perbandingan Makna
Ada banyak majas yng termasuk dalam majas perbandingan, diantanya :
1.       Simile
Simile adalah majas yang mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung, dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, misalnya : Seperti, layaknya, bagaikan, semisalnya dll.
Contoh : -  Pemuda itu bagaikan seorang Jawara dari Timr Tengah. 
2.         Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan sesuatu secara langsung yang menggunakan kata-kata kiasan yang bukan arti sesungguhnya namun memiliki suatu sifat yang sama dan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti, layaknya, bagaikan, dll.   
Contoh :
-             Engkau adalah belahan jantung hatiku;
-             Raja siang telah merangkak keluar dari ufuk timur
-             Dengan penuh semangat santri berlayar menuju cita-cita
3.         Personifikasi
Personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang membandingkan benda mati atau yang tidak bergerak seolah-olah bernyawa sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki manusia.  Contoh :
Daun nyiur melambai-lambai
Angin berbisik membelai rambutku
Mentari tersenyum diufuk timur
Era globalisasi mengguncang budaya asli

4.         Depersonifikasi
Depersonifikasi adalah majas yang menampilkan manusia sebagai binatang, benda-benda alam, atau benda lainnya. Depersonifikasi merupakan lawan dari personifikasi.  
Contoh :  “Aku heran melihat Tono mematung”


5.      Alegori
Alegori adalah majas yang menjelaskan maksud suatu ungkapan tidak secara harfiah, umumnya merajuk pada penggunaan retorika yang memperlihatkan perbandingan utuh dan memiliki kesatuan yang menyeluruh.
Contoh :Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, terkadang sulit ditebak keselamatannya, rela menerima segala sampah, dan pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut

6.      Alusio
Alusio adalah majas perbandingan yang menggunakan berbagai kata kiasan dan peribahasa yang sudah lazim didengar semua orang.
Contoh : sudah dua hari ini ia tak terlihat batang hidungnya.

7.      Antropomorfise
Antropomorfise adalah metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia. Antropomorfise merupakan atribusi karakteristik manusia ke makhluk bukan manusia.
Contoh : Para begal itu menunggu pejalan kaki yang melintasi hutan angker yang dikenal dengan tempat jin buang anak”.
.  
8.      Sinestesia
Sinestesia adalah majas yang berupa suatu ungkapan frasa dari suatu indra, yang dicurahkan lewat ungkapan frasa indra lainnya.
Contoh : Betapa sedap memandang gadis cantik yang selesai berdandan; Suaranya terang sekali; Rupanya manis; Namanya harum”.



9.      Antonomasia
Antonomasi digunakan sebagai nama diri atau nama diri lain yang digunakan sebagai nama jenis.
Contoh : Si Gemuk; Si Lincah; Si Pintarlah , Kepala Sekolah mengundang para orang tua murid.

10.  Aptronim
Aptronim adalah suatu pemberian nama orang, yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh : Karena sehari-hari ia bekerja sebagai kusir gerobak, ia di panggil Karto Grobak.
11.  Metonimia
Metonimia adalah sebuah majas yang menggunakan sepatah dua patah kata, yang merupakan merek, macam, atau yang lainnya, yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata. Contoh: Kakak pergi naik Kijang Hijau (Sebutan mobil diganti dengan Kijang).

12.  Hipokrisme
Hipokrisme adalah penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukan hubungan karib.
Contoh: “Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuatnya kian terkesima.”

13.  Litotes
Litotes adalah majas yang mengungkapkan suatu perkataan dengan rendah hati dan lemah lembut.
Contoh : “Silahkan singgah di gubuk saya”

14.  Hiperbola
Hiperbola adalah pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan, dengan maksud untuk memperoleh efek tertentu, bukan yang sebenarnya, sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh : Dengan suara menggelegar, dia berkata: “Pergi kau dari sini!”; Secepat kilat ia berlari menuju garis finish.

15.  Sinokdoke
Sinekdoke adaah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, namun dengan seluruh bagian atau sebaliknya.
Contoh : Sudah ditunggu hingga satu jam lamanya, tapi ia tidak tampak batang hidungnya
.
16.  Eufimisme
Eufimisme adalah ungkapn yang lebih haalus sebagai pengganti ungkapan yang dianggap tidak pantas atau kasar.
 Contoh : Uang sumbangan untuk korban banjir telh dikorupsi oleh para pejabat.
 Dan diganti dengan : Uang sumbangan korban banjir telah disunat oleh para pejabat.

17.  Fabel
Majas yang menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berfikir dan bertutur kata.
Contoh : Cerita kancil atau Tantri di Indonesia.

18.  Parabel
Cerita rekaan untuk menyampaikan ajaran agama, moral, atau kebenaran umum, dengan menggunakan perbandingan atau ibarat.
Contoh : “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara”.

19.  Perifrasa
Majas yang berupa pengungkapan panjang sebagai pengganti pengungkapan yang lebih pendek.
Contoh: Ia besekolah di Kota Kembang. (maksudnya: Bandung)”.

20.  Eponim
          Orang (bisa nyata atau fiksi) yang dipakai untuk menamai suatu tempat, penemuan, atau benda tertentu, dikarenakan kontribusi atau peranan tokoh yang bersangkutan pada objek yang dinamai tersebut.
Contoh:Bilangan Avogadro (ditemukan oleh Amedeo Avogodro); Penyakit Parkinson (ditemukan oleh James Parkinson)”.

21.  Simbolik
Majas yang melukiskan suatu dengan mengunakan simbol benda, binatang atau tumbuhan. Contoh: Rumah itu hangus dilalap Si Jago Merah.

22.  Kiasmus
Gaya bahasa yang berisikan perulangan, sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara duakata dalam satu kalimat.
Contoh: “ Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah”.

B.  Majas Sindiran
Majas sindiran dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.         Ironi
Merupakan sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut atau mengungkapkan sindiran halus.
Contoh: “Wah, pemerintah sekarang memang sukses, Ya! Ya, sukses menaikan harga-harga”.
2.         Sarkasme
Suatu majas yang dimaksudkan untuk menyindir atau menyinggung seseorang atau sesuatu.
Contoh: Mulutmu harimaumu yang siap menerkam dirimu.

3.         Sinisme
Ungkapan yang bersifat mencemoh piiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusi (lebih kasar dari ironi).
Contoh: Tulisanmu seperti dokter, sehingga sulit dibaca.
4.         Satire
Gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau sifat seseorang. Contoh: Jemu aku dengan bicaramu.
5.         Innuendo
Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Contoh: Dia diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil berkat pengaruh kuat ayahnya.
  
C.   Majas Pengulangan (Penegasan)
Majas yang termasuk dalam kelompok majas pengulangan (penegasan) adalah sebagai berikut :
1.            Pleonasme
Gaya bahasa penegasan yang memakai kata tambahan (yang sebenarnya tidak perlu karena kata sebelumnya sudah dapat dipahami.
Contoh: Darah itu merah, Jendral!; Kita harus berdiri diatas kaki sendiri.
2.            Repetisi
Gaya bahasa penegasan dengan cara mengulang kata yang sudah diucapkan berkali-kali untuk menimbulkan kesan yang mantap dan menarik.
Contoh: Kita bangsa yang merdeka saudara-saudara! Kita harus bebas dalam menentukan pilihan. kita tidak boleh takut terhadap penindasan-penindasan! Tanamkan iman di dalam dada. Tanamkan iman di dalam hati. Tanamkan agama dari jiwa hingga berurat berakar.
3.             Paralelisme
Gaya bahasa penegasan yang sering dipake dalam puisi.
Contoh: KepadaMu aku bersujud, KepadaMu aku bersembah, KepadaMu aku menghamba, KepadaMu segala nafas dan Rohku.
4.            Tautologi
Gaya bahasa penjelasa dengan kata beberapa kali dalam sebuah kalimat. Contoh: “Maaf.... maaf .... berapa kali kau minta maaf, tapi kau masih saja bandel. Rasa hatiku pedih hatiku bagaikan diiris sembilu, hatiku seperti dibakar api, hatiku dicabik-cabik.
Dia mengintaiku, dia menyakitiku dan kini dia meninggaliku.   Klimaks
Gaya bahasa penegasan yang mengungkapkan suatu hal secara berturut-turut, yang semakin lama semakin memuncak. Contoh: Mulai sejak bayi, anak-anak, tumbuh remaja hingga berumah tangga, dia selalu patuh terhadap orang tua.
5.            Antiklimaks
Gaya Bahasa penegasan yang bergantung dalam kata-kata yang diucapkannya, yaitu semakin lama semakin menurun atau lemah.
Contoh:dari pejabat kabupaten, kek memberinya. kecamatan, desa dan Rt, berkumpul mengadakan rapat. Jangankan seratusribu, sepuluhribu saja dia tidak memberinya, jangankan bergaul atau mengajak berbicara, melihat saja sudah muak.
6.            Koreksio
Gaya bahasa penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata-kata yang salah satu sengaja diucapkan salah.
Contoh: Semua kerugian harus ditanggung anggota, maksuku kita semua.
                         
D.   Majas Pertentangan Makna
Dalam majas pertentangan makna terdapat banyak pula kelompok yang termasuk  kedalam majas ini yaitu sebagai beriut :
1.                Paradoks
Gaya bahasa yang hanya menampaka arti dengan objek sebenarnya.
Contoh: hatinya duka walaupun duulang tahunnya sangat meriah. Bagaikan ayam mati didalam lumbung.
2.             Antitesis
Gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan maksud sebagai penekanan pertentangan.
Contoh: Kaya atau miskin itu takdir Tuhan. Besar atau kecil sama saja ongkosnya
3.             Okupasi
Gaya bahasa yang mengandung bantahan tetapi akhirnya diberi penjelasan.
Contoh: Pilkoplo sangat merusak moral bangsa. Tidak hanya pemuda, tetapi generasi tua pun ikut terseret menggunakannya. Pengguna pilkoplo menyadari akan bahaya itu tetapi dia tidak dapat semudah itu meninggalkannya.
4.                Kontradiksi interminus
Gaya bahasa yang menggunakan kata pertentangan penjelasan semula.
Contoh: semua anak-anakmu penurut, hanya si Agus yang bandel.
Menganalisis Chairil Anwar Yang Berjudul Puisi Untuk Ibu Berdasarkan Bahasa Majas


2.4 “ PUISI UNTUK IBU” KARYA CHAIRIL ANWAR

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah ku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu…..

Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menanggis
Katanya aku lemah

Ibu…..

Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia dangun dimalam sepi lalu memunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia obati dengan penawar dan semangat
Dan bila aku mencapai kejanyaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu

Ibu…..

Aku saying padamu…..
Tuhanku…
Aku bermohon padaMu
Sejahterakan dia
Selamanya…
2.5  Hasil Analisis

Dalam puisi di atas, beberapa majasyang kami analisis pada puisi yaitu:

·      Pernah aku merajuk
Dalam baris di atas terdapat majas hiperbola, karena di sana kata “merajuk” merupakan bentuk kata baku atau berlebihan dari kata “mendiamkan”.

·      Katanya aku degil
Ini merupk majas personifikasi, karena dalam paragraph dua baris keempat
“degil” seolah-olah menunjukan kata kepada binatang. Karena “degil” dapat di artikan keras kepala.

·      Setiap kali aku tersilap
Ini merupkan majas personifikasi, karena puisi di atas menunjukan peristilahan.
Maksud dari puisi di atas adalah “setip kali tersilap” seseorang anak itu melakukan kesalahan kepada ibunya.

·      Dia hukum aku dengan nasehat
Makna puisi ini adalah nasihat dari seorang ibu adalah sebuah kasih sayang, hukuman agar kita sebagai anaknya menjadi yang terbaik. Karna nasihat dari seorang ibu adalah hukuman untuk kebaikan kita.

·      Mengalir di pipi mu
Kata “mengalir” lebih tertuju kepada alam, lebih tepatnya sungai. Kata “mengaliri di pipi mu” adalah sebuah tangisan yang menetes.



18
BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
            Dalam menalisis “Puisi Untuk Ibu” karya Chairil Anwar, penulis perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian puisi dan majas.

Puisi adalah bentuk krya sastra yang mengungkapkan pikiran secara imajinasi dan disusun dengan mengonsentrsikan semua pengethuan gaya bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin. Atau juga puisi dapat di artikan bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat dan perasaan penyairny, diubah dalam wujud dan bahasa yang berkesan.
Majas adalah cara menampilkan diri dalam berbahasa, baik secara tulisan maupun lisan yang di realisasikan melalui kiasan. Majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan disaat seseorang ingin mengungkapkan perasaannya, dan seringkali menimbulkan reaksi berupa tanggapan. Atau juga dapat diartikan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.
3.2  Saran
Karena keterbasan makalah yang kami buat, kami sebagai penulis menyarankan kepada para pembaca untuk memahami majas hiperbola dan parasitisme. Bila mana pembuatan makalah ini banyak kesalahan kami mohon kepada pembaca untuk memberikan saran dan keritiknya.



     




DAFTAR PUSTAKA

Pengumpulan data-data dari banyak berkas,
Buku Bina Sastra Indonesia. Penerbit: Erlangga. Jakarta.



  Sedot gan
Ada yang lain ni kalo ente-ente butuh gan.. :D

Lebih Banyak lagi :


MakalahHidrolisis Garam
MakalahPerluasan kekuasaan Kolonial
Makalah Sejarah
Makalah Inflasi
MakalahMajas

No comments:

Post a Comment