kali ini ane mau nyoba-nyoba nge-post makalah ni....
gak lama-lama langsung aja gan.....
MAKALAH
SEJARAH
PERLUASAN
KEKUASAAN KOLONIAL DI INDONESIA
(Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Sejarah)
Disusun Oleh :
Cheasenx
MADRASAH
ALIYAH NEGERI SUKAMANAH
SUKARAPIH
SUKARAME
TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga Karya Tulis
yang berjudul “ Perluasan
Kekuasaan Kolonial di Indonesia ” ini dapat tersusun.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada mereka.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis
terima dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis
agar kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah
ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada
khususnya pembaca.
Penulis,
i
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Awal
Kolonialisme Bangsa Barat ....................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Masuknya
Kekuatan Asing Di Nusantara Melalui Kongsi Perdagangan ........... 3
2.2 PERLUASAN KOLONIALISME
DAN IMPERIALISME BARAT ............. 7
2.3 POLITIK ............................................................................................................ 8
2.4 SOSIAL EKONOMI ......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
............................................................................................................. 10
3.1
ANALISIS ......................................................................................................... 10
3.2
SIMPULAN ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di zaman perekonomian Asia yang telah maju,
perekonomian Eropa justru masih tertinggal jauh. Pusat perkembangan ekonomi dan
politik dunia dalam abad ke-14 s/d abad ke-15 adalah dunia Islam, khususnya
imperium Turki Usmani (Ottoman) yang telah menguasai wilayah-wilayah strategis
yang semula dikuasai oleh Romawi-Byzantium. Penguasaan atas
wilayah-wilayah itu sekaligus telah menyekat jalur perdagangan dari Timur ke
Barat yang mengakibatkan barang-barang dagangan dari Timur seperti
rempah-remapah menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Meskipun
harganya relatif tinggi ternyata minat masyarakat Eropa waktu itu terhadap
komoditi itu tidak menurun, bahkan cenderung meningkat. Oleh karena itu
maka para penguasa dan pengusaha atau pedagang Eropa berupaya mencari jalan
alternatif ke daerah penghasil komoditi tersebut. Meningkatnya permintaan baik
dari Eropa maupun dari tempat lainnya seperti India secara tidak langsung telah
mendorong para produsen di kepulauan Nusantara, khususnya kepulauan Maluku
untuk memperluas tanaman ekspornya, terutama pala dan cengkeh. Selain
adanya perluasan seperti pala dan cengkeh, juga di beberapa pulau, seperti di
Sumatera dikembangkan pula komoditi lain yang juga sangat diminati orang-orang
Eropa, yaitu lada. Walaupun harganya hanya separuh rempah-rempah, namun waktu
itu lada sudah termasuk komoditi ekspor yang penting dari wilayah Nusantara,
bahkan Asia Tenggara. Menurut beberapa sumber, tanaman ini mulanya merupakan
barang dagangan dari Kerala, pantai Malabar di India barat daya, yang dikenal
oleh orang-orang Arab dan Eropa sebagai “negeri lada”. Sejak kapan lada
dibumidayakan oleh penduduk Sumatera tidak begitu jelas.
1.2
Awal
Kolonialisme Bangsa Barat
Di satu pihak jatuhnya Byzantium ke tangan Turki
Usmani telah menyebabkan komoditi dari Asia Timur dan Asia Tenggara di
Eropa langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Namun di pihak
lainnya peristiwa itu berdampak positif karena telah mendorong
meningkatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat. Hal ini karena banyak ahli
budaya-teknologi dari Byzantium yang lari ke Barat berhasil menularkan
pengetahuannya di sana. Di Portugal misalnya, pengetahuan geografis dan
astronominya meningkat semakin baik, sehingga orang-orang Portugis berhasil
menjadi mualim-mualim kapal yang mahir dan tangguh. Kepandaian ini kemudian
dipadukan dengan berkembangnya teknologi perkapalannya mulai dari penemuan
sistem layar segitiga dengan temali-temali persegi, serta kontruksi kapal yang
semakin baik sehingga kapal-kapal mereka lebih mudah digerakkan dan lebih layak
dipakai untuk pelayaran samudra. Demikian pula teknologi persenjataan mereka
berkembang sehingga mampu menciptakan meriam-meriam yang dapat ditempatkan di
atas kapal-kapal mereka. Kapal-kapal perangnya lebih menyerupai panggung meriam
di lautan daripada istana terapung bagi para pemanah atau geladak balista (alat
pelontar) seperti pada kapal-kapal Romawi pada masa Julius Caesar dan
Oktavianus Agustus. Penemuan-penemuan teknologi itulah yang kemudian mendorong
mereka untuk mencari jalur baru ke India (dalam mitos masyarakat Eropa waktu
itu, rempah-rempah berasal dari India, sehingga mereka berlayar ke timur
termasuk ke benua Amerika, adalah untuk mencari India).
Namun perlu dikemukakan di sini, bahwa Portugis
berlayar ke timur bukan semata-mata untuk mencari rempah-rempah, tetapi
juga untuk mencari emas dan sekutu untuk melawan Turki dalam arti melanjutkan
“perang salib”. Pencarian emas dan perak kemudian menjadi penting karena kedua
logam mulia itu dijadikan semacam indikator kesuksesan satu negara, seperti
dikemukakan oleh Antonio Serra bahwa kekayaan itu tiada lain adalah emas dan
perak. Politik ekonomi ini dikenal di Eropa sebagai ekonomi Merkantilis. Paham
ini mulai berkembang sekitar tahun 1500-an dan semakin berkembang
setelah terbit tulisan-tulisan dari para pendukung paham ini,
seperti Jean Colbert dari Perancis dan Thomas Mun dari Inggris.
Atas dorongan Pangeran Henry ‘Si Mualim’,
Portugis memulai usaha pencarian emas dan jalan untuk mengepung lawan yang
beragama Islam dengan menelusuri pantai barat Afrika. Mereka berusaha mencari
jalan menuju Asia (India) guna memotong jalur pelayaran pedagang Islam,
sekaligus untuk memonopoli perdagangan komoditi tersebut.
Pada tahun 1478, Bartolomeu Diaz sampai ke Tanjung
Harapan di ujung selatan Benua Afrika. Kemudian pada tahun 1497 armada
pimpinan Vasco da Gama sampai ke India. Pengalaman di India ini telah
menyadarkan orang-orang Portugis bahwa barang-barang perdagangan mereka tidak
dapat bersaing di pasaran India yang canggih dengan hasil-hasil yang mengalir
melalui jaringan perdagangan Asia. Oleh karena itulasemboyan “God –
Gold – Glory” bagi mereka menjadi relevan, karena tidak ada cara lain
untuk menguasai perdagangan Asia selain melalui peperangan dan menjadikan
daerah-daerah penghasil komoditi itu sebagai koloni.
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan ditutupnya Bandar Konstantinopel oleh
Turki Usmani maka hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia terputus.
Hal inilah yang mendorong bangsa-bangsa Barat mencari jalan sendiri ke dunia
Timur untuk mendapatkan rempah-rempah. Melalui penjelajahan samudra,
bangsa-bangsa Barat berhasil menemukan daerah-daerah baru, seperti Amerika,
Afrika, dan Asia termasuk Indonesia. Bangsa Portugis dan Spanyol berhasil
mendarat di Indonesia, kemudian disusul bangsa-bangsa Barat lain, seperti
Belanda. Kedatangan Belanda yang semula berdagang dengan membentuk kongsi
dagang (VOC) kemudian berhasrat untuk menguasainya. VOC menerapkan monopoli
perdagangan dan penetrasi politik. Itulah sebabnya kedatangan VOC di berbagai
daerah di Nusantara selalu mendapatkan perlawanan. Berawal dari kongsi dagang
inilah, akhirnya seluruh daerah di Nusantara jatuh ke tangan kekuasaan Belanda.
2.1 Masuknya
Kekuatan Asing Di Nusantara Melalui Kongsi Perdagangan
Pada
permulaan abad Perte-Eksplorasi ngahan, orang-orang Eropa sudah mengenal
hasil bumi dari dunia Faktor-faktor yang mendorong bangsa Timur, terutama
rempah-rempah bangsa Barat pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut.
1.
Dikuasainya rute dan pusat-pusat Konstantinopel
ke tangan Turki perdagangan di Timur Tengah oleh Usmani (1453) mengakibatkan
orang-orang Islam memutuskan hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia.
2.
Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, yaitu dengan Asia Barat (Timur Tengah) ditemukan peta dan kompas
yang sangat terputus. Hal ini mendorong kemajuan penting bagi pelayaran orang
Eropa.
3.
Adanya keinginan untuk mendapatkan dunia Timur
untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga rempah-rempah yang
sangat mereka harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya.
4.
Adanya keinginan untuk melanjutkan samudra,
akhirnya bangsa-bangsa Perang Salib dan menyebarkan agama Barat berhasil
mencapai Indonesia, dan menyebarkan Nasrani ke daerah-daerah yang dikunjungi.
5.
Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah
semangat untuk melakukan Indonesia pada mulanya lewat kongsi penjelajahan
samudra. Kongsi-kongsi perdagangan tersebut berusaha untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Indonesia melalui praktik monopoli.
a.
Masuknya Bangsa
Portugis ke Indonesia
Bangsa
Portugis telah berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil
mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada tahun 1509. Pada tahun 1511 di bawah
pimpinan d’Albuquerque Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah
pimpinan d’Abreu tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik
oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore.
Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan
rempah-rempah. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku,
Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang
terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis tidak hanya memusatkan kegiatannya
di Indonesia bagian timur (Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian barat
(Pajajaran). Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan
Henry Leme dan disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau
membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa
(1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang isinya sebagai berikut.
1.
Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda
Kelapa.
2.
Pajajaran akan menerima barang-barang yang
dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata.
3.
Portugis akan memperoleh lada dari pajajaran
menurut kebutuhannya.
Awal
tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda
Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan
Fatahilah. Pertempuran berakhir dan namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya
pekerjaan yang jaya (menang).
b.
Masuknya bangsa
Spanyol ke Indonesia
Kedatangan
bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa
Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7
April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh
Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan.
Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan
ini Magelhaen terbunuh. Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol
di bawah pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan
daerah asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao
akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik
oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya,
kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak
monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol.
Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April
1529) yang isinya sebagai berikut.
1.
Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan
memusatkan kegiatannya di Filipina.
2.
Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan
di Maluku.
c.
Masuknya bangsa
Belanda ke Indonesia
Sebelum
datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan
Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari
Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan
perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda
untuk mengadakan penjelajahan samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai
pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis
de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai
Barat Afrika–Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu
Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605). Kedatangan
rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Rombongan kedua dari
Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan
delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu
hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa
Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai
mengambil hati para penguasa Banten. Lalu belanda membentuk VOC, dengan sebagai
berikut.
1.
Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat
antara sesama pedagang ke Negeri Belanda.
2.
Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menuju ke
Maluku.
3.
Menghadapi persaingan, baik dengan Keberhasilan
rombongan sesama bangsa Eropa, maupun dengan Van Neck dalam perdagangan
bangsa-bangsa Asia.
4.
Untuk mendapatkan monopoli perdangan
rempah-rempah, mendorong pergangan, baik impor maupun ekspor. orang-orang
Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia.
Akibatnya
terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri Setiap kongsi
bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden
Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi
perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah
Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia
Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai
oleh Francois Wittert.
d.
Masuknya bangsa
Inggris ke Indonesia
Sir
James Lancaster merupakan orang pertama yang memimpin armada pelayaran Inggris
dan tiba di Aceh pada 1602 dan langsung melanjutkan pelayaran ke Banten.
Selanjutnya
Sir Henry Middleton pada tahun1604 berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon,
dan Banda. Di Maluku, Inggris mendapat persaingan dari Portugis dalam usaha
mendapatkan rempah-rempah. Inggris akhirnya melanjutkan perjalanan ke Kalimantan
Barat, Makasar, Jayakarta, Jepara, aceh, Pariaman, dan Jambi.
Raffles
berkuasa dari tahun 1811-1814 setelah pada tahun 1811, Inggris menyerang
wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda di Jawa. Hal ini berhasil membuat Belanda
menyerah tanpa syarat dan memberikan wilayah kekuasaan kepada pemerintah
Inggris.
Kekuasaan
Inggris di Indonesia diwakili oleh Maskapai Hindia Timur (The East India
Company) disingkat EIC yang berpusat di Calcutta, India. EIC mendapat hak
Oktrooi dari Ratu Elizabeth I. Saat Gubernur Jenderal Lord Minto menjadi
pemimpin EIC, dia mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal
di Hindia Belanda.
Selama
Raffles berkuasa ia menerapkan berbagai kebijakan diantaranya:
1.
Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah
Karisedenan. Tujuannya untuk mempermudah pengaturan dan pengawasan terhadap
Pulau Jawa.
2.
Membentuk sistem pemerintahan dan pengadilan
dengan merujuk kepada sistem di Inggris.
3.
Mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi kemakmuran Inggris dengan
menerapkan sistem pemiliki atas tanah dan memberlakukan sewa tanah (Stelsel
Tanah)
Karena tindakan-tindakan Raffles selama berkuasa
kurang memperhatikan kekuasaan pemerintah lokal maka dia mendapat pertentangan
dari para penguasa lokal di Indonesia.
Selama di Indonesia berhasil menulis buku yang
berjudulHistory of Java berisi sejarah budaya indonesia. Namanya
diabadikan sebagai nama bunga bangkai di Bengkulu “Rafflesia Arnoldi”
Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah
terjadi Konvensi London antara Inggris dan Belanda. Isinya “Inggris harus
mengembalikan semua wilayah jajahan Belanda yang telah dikuasainya.
Inggris menyerahkan kekuasaan pada Belanda tahun
1816.
2.2
PERLUASAN
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT.
a. Kolonialisme
Kolonialisme
berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada
para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah
lain yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara
asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi dianggap sebagai bagian dari
negara induk dan harus tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah
muncul awal penjajahan (imperialisme).
Jadi
kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah
induknya atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang
lautan dan kemudian dijadikan bagian wilayah mereka.
b. Imperialisme
Berasal
dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut
imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai
imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan
alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme
adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain.
Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan
menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun
kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda
namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap
bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau
penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek
penjajahannya.
Macam-macam
imperialism, pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan
perbedaan sebagai berikut :
1.
Pembeda,
Imperialisme kuno Imperialisme modern.
2.
Waktu, terjadi
sebelum revolusi industri (abad 18) Terjadi setelah revolusi industry.
3.
Tujuan, Glory
(mencari kejayaan) Gold (mencari kekayaan) Gospel (menyebarkan agama kristen)
Mencari daerah baru untuk :
a. tempat mencari
bahan mentah/baku industry
b.
pemasaran hasil
indutri
c.
tempat penanaman modal
2.3
POLITIK
Baik
Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Para Bupati
dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan
bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati telah
menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Belanda dan Inggris juga melakukan
intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan
sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Akibatnya peranan elite
kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2.4
SOSIAL EKONOMI
Eksploitasi
ekonomi yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa
Indonesia. Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan
nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syahbandar digantikan
oleh para pejabat Belanda Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal
menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan
oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing
terutama bangsa Cina dan bangsa Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga
tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka:
1.
pengusaha
pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
2.
Perkebunan di
Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan
program transmigrasi.
3.
untuk mendukung
program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun :
Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan
tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
4.
Dengan
memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang
ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.
5.
Daerah
Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
6.
Kemunduran
perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di
pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada
tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami
kemerosotan.
BAB III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada
tahun 1596-1811,dan yang kedua kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan
Belanda ke Indonesia adalah untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di
Indonesia. Dan untuk melancarkan usahanya, Belanda menempuh beberapa cara yaitu
membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu usai, Belanda meninggalkan
kebudayaan dan kebijakan-kebijakan yang sebagian masih di pakai oleh Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda
abad XIX sudah mengalami berbagai pergantian Gubernur Jendral tetapi yang
paling menyengsarakan rakyat yaitu pada masa Gubjen, Rafles, Daendels, Van den
Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system tanam paksa, penyerahan wajib
hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat, penyewaan desa pada pihak
swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.
3.2 ANALISIS
Indonesia pernah merasakan dijajah oleh negara lain, seperti
Portugis dan Inggris. Akan tetapi penjajahan itu tidak begitu lama. Baru
setelah itu bangsa Indonesia mulai dijajah kembali oleh bangsa barat yaitu
Belanda yang kurang lebih selama 300 tahun lamanya. Pada awalnya Belanda hanya
ingin melakukan perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Akan tetapi melihat
kondisi Indonesia yang begitu kaya akan rempah-rempah VOC berniat melakukan
monopoli perdagangan. VOC merupakan persatuan dari berbagai perseroan dan
disahkan dengan suatu piagam yang memberi hak khusus untuk berdagang, berlayar
dan memegang kekuasaan. Jadi pada saat pemerintahan
Hindia-Belanda, masyarakat sangat tertindas karena adanya sistem tanam paksa
dan kerja rodi dan pemerintahan yang hanya mengntungka pemerintahan Belanda,
tidak memperhatikan rakyat.
DAFTAR
PUSTAKA
Kantaprawira, Rusadi,
1999, Sistem Poloitik Indonesia: Suatu Model Pengantar, Bandung, Sinar
Baru Algensindo.
Budiardjo Miriam, 2010,
Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wardono, Agus, 2006, Sejarah,
Klaten, Viva Pakarindo.
>> sekian dlu dah... kalo ente mau copas copas aja ...
>>> kalo mau donlot disini aja....
No comments:
Post a Comment