Friday, 24 April 2015

Makalah Perluasan kekuasaan Kolonial



kali ini ane mau nyoba-nyoba nge-post makalah ni....
gak lama-lama langsung aja gan.....





MAKALAH SEJARAH
PERLUASAN KEKUASAAN KOLONIAL DI INDONESIA
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Sejarah)




Disusun Oleh :

Cheasenx





MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKAMANAH
SUKARAPIH SUKARAME
TASIKMALAYA
2015


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga Karya Tulis yang berjudul Perluasan Kekuasaan Kolonial di Indonesia ” ini dapat tersusun.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada mereka.
            Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima dengan senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada khususnya pembaca.






   Penulis,
i

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................  i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................  1
1.1  Latar Belakang ....................................................................................................  1
1.2  Awal Kolonialisme Bangsa Barat .......................................................................  1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................  3
2.1  Masuknya Kekuatan Asing Di Nusantara Melalui Kongsi Perdagangan ...........  3
2.2  PERLUASAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT .............  7
2.3  POLITIK ............................................................................................................  8
2.4  SOSIAL EKONOMI .........................................................................................  8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................  10
3.1  ANALISIS .........................................................................................................  10
3.2  SIMPULAN .......................................................................................................  10

DAFTAR PUSTAKA
 



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Di zaman perekonomian Asia yang telah maju, perekonomian Eropa justru masih tertinggal jauh. Pusat perkembangan ekonomi dan politik dunia dalam abad ke-14 s/d abad ke-15 adalah dunia Islam, khususnya imperium Turki Usmani (Ottoman) yang telah menguasai wilayah-wilayah strategis yang semula dikuasai oleh Romawi-Byzantium. Penguasaan  atas  wilayah-wilayah itu sekaligus telah menyekat jalur perdagangan dari Timur ke Barat yang mengakibatkan barang-barang dagangan dari Timur  seperti rempah-remapah  menjadi langka dan harganya melambung tinggi. Meskipun harganya relatif tinggi ternyata minat masyarakat Eropa waktu itu terhadap komoditi  itu tidak menurun, bahkan cenderung meningkat. Oleh karena itu maka para penguasa dan pengusaha atau pedagang Eropa berupaya mencari jalan alternatif ke daerah penghasil komoditi tersebut. Meningkatnya permintaan baik dari Eropa maupun dari tempat lainnya seperti India secara tidak langsung telah mendorong para produsen di kepulauan Nusantara, khususnya kepulauan Maluku untuk memperluas tanaman ekspornya,  terutama pala dan cengkeh. Selain adanya perluasan seperti pala dan cengkeh, juga di beberapa pulau, seperti di Sumatera dikembangkan pula komoditi lain yang juga sangat diminati orang-orang Eropa, yaitu lada. Walaupun harganya hanya separuh rempah-rempah, namun waktu itu lada sudah termasuk komoditi ekspor yang penting dari wilayah Nusantara, bahkan Asia Tenggara. Menurut beberapa sumber, tanaman ini mulanya merupakan barang dagangan dari Kerala, pantai Malabar di India barat daya, yang dikenal oleh orang-orang Arab dan Eropa sebagai “negeri lada”. Sejak kapan lada dibumidayakan oleh penduduk Sumatera tidak begitu jelas.

1.2  Awal Kolonialisme Bangsa Barat
Di satu pihak jatuhnya Byzantium ke tangan Turki Usmani telah menyebabkan komoditi  dari Asia Timur dan Asia Tenggara di Eropa  langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal.  Namun di pihak lainnya  peristiwa itu berdampak positif karena telah mendorong meningkatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat.  Hal ini karena banyak ahli budaya-teknologi dari Byzantium yang lari ke Barat berhasil menularkan pengetahuannya di sana.  Di Portugal misalnya, pengetahuan geografis dan astronominya meningkat semakin baik, sehingga orang-orang Portugis berhasil menjadi mualim-mualim kapal yang mahir dan tangguh. Kepandaian ini kemudian dipadukan dengan berkembangnya teknologi perkapalannya mulai dari penemuan sistem layar segitiga dengan temali-temali persegi, serta kontruksi kapal yang semakin baik sehingga kapal-kapal mereka lebih mudah digerakkan dan lebih layak dipakai untuk pelayaran samudra. Demikian pula teknologi persenjataan mereka berkembang sehingga mampu menciptakan meriam-meriam yang dapat ditempatkan di atas kapal-kapal mereka. Kapal-kapal perangnya lebih menyerupai panggung meriam di lautan daripada istana terapung bagi para pemanah atau geladak balista (alat pelontar) seperti pada kapal-kapal Romawi pada masa Julius Caesar dan Oktavianus Agustus. Penemuan-penemuan teknologi itulah yang kemudian mendorong mereka untuk mencari jalur baru ke India (dalam mitos masyarakat Eropa waktu itu, rempah-rempah berasal dari India, sehingga mereka berlayar ke timur termasuk ke benua Amerika, adalah untuk mencari India).
Namun perlu dikemukakan di sini, bahwa Portugis berlayar ke timur bukan semata-mata untuk mencari rempah-rempah, tetapi  juga untuk mencari emas dan sekutu untuk melawan Turki dalam arti melanjutkan “perang salib”. Pencarian emas dan perak kemudian menjadi penting karena kedua logam mulia itu dijadikan semacam indikator kesuksesan satu negara, seperti dikemukakan oleh Antonio Serra bahwa kekayaan itu tiada lain adalah emas dan perak. Politik ekonomi ini dikenal di Eropa sebagai ekonomi Merkantilis. Paham ini mulai berkembang sekitar tahun 1500-an dan semakin berkembang  setelah  terbit  tulisan-tulisan dari para pendukung paham ini, seperti Jean Colbert dari Perancis dan Thomas Mun dari Inggris.
Atas dorongan Pangeran Henry ‘Si Mualim’, Portugis memulai usaha pencarian emas dan jalan untuk mengepung lawan yang beragama Islam dengan menelusuri pantai barat Afrika. Mereka berusaha mencari jalan menuju Asia (India) guna memotong jalur pelayaran pedagang Islam, sekaligus untuk memonopoli perdagangan komoditi tersebut.
Pada tahun 1478, Bartolomeu Diaz sampai ke Tanjung Harapan di ujung selatan Benua Afrika. Kemudian pada tahun 1497 armada pimpinan Vasco da Gama sampai ke India. Pengalaman di India ini telah menyadarkan orang-orang Portugis bahwa barang-barang perdagangan mereka tidak dapat bersaing di pasaran India yang canggih dengan hasil-hasil yang mengalir melalui jaringan perdagangan Asia. Oleh karena itulasemboyan “God  – Gold  – Glory” bagi mereka menjadi relevan, karena tidak ada cara lain untuk menguasai perdagangan Asia  selain  melalui peperangan dan menjadikan daerah-daerah penghasil komoditi itu sebagai koloni.




BAB II
PEMBAHASAN

Dengan ditutupnya Bandar Konstantinopel oleh Turki Usmani maka  hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia terputus. Hal inilah yang mendorong bangsa-bangsa Barat mencari jalan sendiri ke dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah. Melalui penjelajahan samudra, bangsa-bangsa Barat berhasil menemukan daerah-daerah baru, seperti Amerika, Afrika, dan Asia termasuk Indonesia. Bangsa Portugis dan Spanyol berhasil mendarat di Indonesia, kemudian disusul bangsa-bangsa Barat lain, seperti Belanda. Kedatangan Belanda yang semula berdagang dengan membentuk kongsi dagang (VOC) kemudian berhasrat untuk menguasainya. VOC menerapkan monopoli perdagangan dan penetrasi politik. Itulah sebabnya kedatangan VOC di berbagai daerah di Nusantara selalu mendapatkan perlawanan. Berawal dari kongsi dagang inilah, akhirnya seluruh daerah di Nusantara jatuh ke tangan kekuasaan Belanda.

2.1  Masuknya Kekuatan Asing Di Nusantara Melalui Kongsi Perdagangan
Pada permulaan abad Perte-Eksplorasi ngahan, orang-orang  Eropa sudah mengenal hasil bumi dari dunia Faktor-faktor yang mendorong bangsa Timur, terutama rempah-rempah bangsa Barat pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut.
1.      Dikuasainya rute dan pusat-pusat Konstantinopel ke tangan Turki perdagangan di Timur Tengah oleh Usmani (1453) mengakibatkan orang-orang Islam memutuskan hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia.
2.      Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan Asia Barat (Timur Tengah) ditemukan peta dan kompas yang sangat terputus. Hal ini mendorong kemajuan penting bagi pelayaran orang Eropa.
3.      Adanya keinginan untuk mendapatkan dunia Timur untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga rempah-rempah yang sangat mereka harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
4.      Adanya keinginan untuk melanjutkan samudra, akhirnya bangsa-bangsa Perang Salib dan menyebarkan agama Barat berhasil mencapai Indonesia, dan menyebarkan Nasrani ke daerah-daerah yang dikunjungi.
5.      Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan Indonesia pada mulanya lewat kongsi penjelajahan samudra. Kongsi-kongsi perdagangan tersebut berusaha untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia melalui praktik monopoli.

a.      Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia
Bangsa Portugis telah berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada tahun 1509. Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d’Albuquerque Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d’Abreu tahun 1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis tidak hanya memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku), tetapi juga ke Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada tahun 1522 Portugis datang ke Pajajaran di bawah pimpinan Henry Leme dan disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis mau membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Terjadilah Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang isinya sebagai berikut.
1.        Portugis diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
2.        Pajajaran akan menerima barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata.
3.        Portugis akan memperoleh lada dari pajajaran menurut kebutuhannya.
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pertempuran berakhir dan namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).
b.      Masuknya bangsa Spanyol ke Indonesia
Kedatangan bangsa Portugis sampai di Indonesia (Maluku) segera diikuti oleh bangsa Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol sebab dalam peperangan ini Magelhaen terbunuh. Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya untuk menemukan daerah asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan Cagayan dan Mindanao akhirnya sampai di Maluku (1521). Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai berikut.
1.      Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
2.      Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

c.       Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra. Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika–Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605). Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Lalu belanda membentuk VOC, dengan sebagai berikut.
1.      Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang  ke Negeri Belanda.
2.      Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menuju ke Maluku.
3.      Menghadapi persaingan, baik dengan Keberhasilan rombongan sesama bangsa Eropa, maupun dengan Van Neck dalam perdagangan bangsa-bangsa Asia.
4.      Untuk mendapatkan monopoli perdangan rempah-rempah, mendorong pergangan, baik impor maupun ekspor. orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia.
Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.

d.      Masuknya bangsa Inggris ke Indonesia
Sir James Lancaster merupakan orang pertama yang memimpin armada pelayaran Inggris dan tiba di Aceh pada 1602 dan langsung melanjutkan pelayaran ke Banten.
Selanjutnya Sir Henry Middleton pada tahun1604 berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Di Maluku, Inggris mendapat persaingan dari Portugis dalam usaha mendapatkan rempah-rempah. Inggris akhirnya melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Barat, Makasar, Jayakarta, Jepara, aceh, Pariaman, dan Jambi.
Raffles berkuasa dari tahun 1811-1814 setelah pada tahun 1811, Inggris menyerang wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda di Jawa. Hal ini berhasil membuat Belanda menyerah tanpa syarat dan memberikan wilayah kekuasaan kepada pemerintah Inggris.
Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili oleh Maskapai Hindia Timur (The East India Company) disingkat EIC yang berpusat di Calcutta, India. EIC mendapat hak Oktrooi dari Ratu Elizabeth I. Saat Gubernur Jenderal Lord Minto menjadi pemimpin EIC, dia mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda.
Selama Raffles berkuasa ia menerapkan berbagai kebijakan diantaranya:
1.      Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah Karisedenan. Tujuannya untuk mempermudah pengaturan dan pengawasan terhadap Pulau Jawa.
2.      Membentuk sistem pemerintahan dan pengadilan dengan merujuk kepada sistem di Inggris. 
3.      Mengeruk keuntungan sebesar-besarnya bagi kemakmuran Inggris dengan menerapkan sistem pemiliki atas tanah dan memberlakukan sewa tanah (Stelsel Tanah)
Karena tindakan-tindakan Raffles selama berkuasa kurang memperhatikan kekuasaan pemerintah lokal maka dia mendapat pertentangan dari para penguasa lokal di Indonesia.
Selama di Indonesia berhasil menulis buku yang berjudulHistory of Java berisi sejarah budaya indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama bunga bangkai di Bengkulu “Rafflesia Arnoldi”
Kekuasaan Raffles berakhir pada 1814 setelah terjadi Konvensi London antara Inggris dan Belanda. Isinya “Inggris harus mengembalikan semua wilayah jajahan Belanda yang telah dikuasainya.
Inggris menyerahkan kekuasaan pada Belanda tahun 1816.

2.2  PERLUASAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT.
   a.    Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh negara asal(induk) daerah tadi dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah muncul awal penjajahan (imperialisme).
Jadi kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar wilayah induknya atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan dan kemudian dijadikan bagian wilayah mereka.
   b.    Imperialisme
Berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai disebut imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah, sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
Macam-macam imperialism, pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan perbedaan sebagai berikut :
1.    Pembeda, Imperialisme kuno Imperialisme modern.
2.    Waktu, terjadi sebelum revolusi industri (abad 18) Terjadi setelah revolusi industry.
3.    Tujuan, Glory (mencari kejayaan) Gold (mencari kekayaan) Gospel (menyebarkan agama kristen) Mencari daerah baru untuk :
a.   tempat mencari bahan mentah/baku industry
b.   pemasaran hasil indutri
c.  tempat penanaman modal

2.3  POLITIK
Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Para Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.

2.4  SOSIAL EKONOMI
Eksploitasi ekonomi yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi bangsa Indonesia. Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya. Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka:
1.    pengusaha pribumi yang modalnya kecil kalah bersaing sehingga gulung tikar.
2.    Perkebunan di Jawa berkembang sedangkan di Sumatra kesulitan tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi.
3.    untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah Belanda membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan. Untuk pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi (kerja paksa).
4.    Dengan memperkenalkan sistem sewa tanah, terjadi pergeseran dari sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang juga menyebar di kalangan petani.
5.    Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman.
6.    Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk/patuh pada tuan tanah Barat/Timur Asing. Sehingga kehidupan penduduk Indonesia megalami kemerosotan.


BAB III
PENUTUP
3.1  SIMPULAN
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811,dan yang kedua kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dan untuk melancarkan usahanya, Belanda menempuh beberapa cara yaitu membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Setelah masa penjajahan itu usai, Belanda meninggalkan kebudayaan dan kebijakan-kebijakan yang sebagian masih di pakai oleh Indonesia.
Indonesia pada masa pemerintahan Hindia-Belanda abad XIX sudah mengalami berbagai pergantian Gubernur Jendral tetapi yang paling menyengsarakan rakyat yaitu pada masa Gubjen, Rafles, Daendels, Van den Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan system tanam paksa, penyerahan wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat, penyewaan desa pada pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.
3.2  ANALISIS
Indonesia pernah merasakan dijajah oleh negara lain, seperti Portugis dan Inggris. Akan tetapi penjajahan itu tidak begitu lama. Baru setelah itu bangsa Indonesia mulai dijajah kembali oleh bangsa barat yaitu Belanda yang kurang lebih selama 300 tahun lamanya. Pada awalnya Belanda hanya ingin melakukan perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Akan tetapi melihat kondisi Indonesia yang begitu kaya akan rempah-rempah VOC berniat melakukan monopoli perdagangan. VOC merupakan persatuan dari berbagai perseroan dan disahkan dengan suatu piagam yang memberi hak khusus untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan. Jadi pada saat pemerintahan Hindia-Belanda, masyarakat sangat tertindas karena adanya sistem tanam paksa dan kerja rodi dan pemerintahan yang hanya mengntungka pemerintahan Belanda, tidak memperhatikan rakyat.



DAFTAR PUSTAKA

Kantaprawira, Rusadi, 1999, Sistem Poloitik Indonesia: Suatu Model Pengantar, Bandung, Sinar Baru Algensindo.
Budiardjo Miriam, 2010, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wardono, Agus, 2006, Sejarah, Klaten, Viva Pakarindo.

 


>> sekian dlu dah... kalo ente mau copas copas aja ... 
>>> kalo mau donlot disini aja....

No comments:

Post a Comment