MAKALAH TAFSIR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang “Pengertian Tafsir, Ta’wil dan Terjemahan”.Dan tidak lupaSholawat beserta Salam tetap kami curahkan kepada junjungan kitaNabibesar Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yakni agama Islam.
Kami menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia, apabila ada kesalahan atau dari pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini guna perbaikan dalam pembuatan makalah kami yang selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin ............yarabbal ‘Alamin ...................
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latara Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tafsir .......................................................................... 3
2.2 Kedudukan Tafsir ......................................................................... 3
2.3 Macam-Macam Tafsir .................................................................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ........................................................................................ 10
3.2 Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSATAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Al Qur`an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia[1]. Di samping itu, dalam ayat dan surat
yang sama, diinformasikan juga bahwa al Qur`an sekaligus menjadi penjelasan
(bayyinaat) dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda
(furqaan)-antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia mendapatkan
petunjuk dari al Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan akan
meninggalkan yang buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk al Qur`an
tersebut.
Al Qur`an adalah kalaamullaah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad saw. dengan media malaikat Jibril as. Dalam fungsinya sebagai
petunjuk, al Qur`an dijaga keasliannya oleh Allah swt. Salah satu hikmah dari
penjagaan keaslian dan kesucian al Qur`an tersebut adalah agar manusia mampu
menjalani kehidupan di dunia ini dengan benar-menurut Sang Pencipta Allah ‘azza
wa jalla sehingga kemudian selamat, baik di sini, di dunia ini dan di sana , di
akhirat sana . Bagaimana mungkin manusia dapat menjelajahi sebuah hutan
belantara dengan selamat dan tanpa tersesat apabila peta yang diberikan tidak
digunakan, didustakan, ataupun menggunakan peta yang jelas-jelas salah atau
berasal dari pihak yang tidak dapat dipercaya? Oleh karena itu, keaslian dan
kebenaran al Qur`an terdeterminasi dengan pertimbangan di atas agar manusia
tidak tersesat dalam mengarungi kehidupannya ini dan selamat dunia-akhirat.
|
Kemampuan
setiap orang dalam memahami lafald dan ungkapan Al Qur’an tidaklah sama,
padahal penjelasannya sedemikian gemilang dan ayat-ayatnya pun sedemikian
rinci. Perbedaan daya nalar diantara mereka ini adalah suatu hal yang tidak
dipertentangan lagi. Kalangan awam hanya dapat memahami makna-makna yang zahir
dan pengertian ayat-ayatnya secara global, sedangkan kalangan cendekiawan dan
terpelajar akan dapat mengumpulkan pula dari pandangan makna-makna yang
menarik. Dan diantara cendikiawan kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat
pemahaman maka tidaklah mengherangkan jika Al-Qur’an mendapatkan perhatian
besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka
menafsirkan kata-kata garib (aneh-ganjil) atau mentakwil tarkib (susunan
kalimat) dan menterjemahkannya kedalam bahasa yang mudah dipahami.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasakan latar belakang diatas maka kami merumuskan
masaah sebagai berikut :
A. Apa pengertian
tafsir
B. Apa saja
bagian bagian-bagian dari tafsir
C. Apa isi
kandungan dari tafsir
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Pembahasan
a. untuk
mengetahui penjelasan dari tafsir
b. Untuk
mengetahui bagan-bagian tafsir
c. Mengenali dan
memahami isi kandungan dari tafsir
1.3.2 Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi salah satu tugas makalah bidang study
Bahasa dan Sastra Indonesia
1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat Pembahasan
a. Menambah
wawasan atau ilmu pengetahuan tentang ilmu tafsir
b. Mengetahui
bagian-bagian dari tafsir
1.4.2 Manfaat penulisaan mampu menyusun mendeskripsikan yang
sesuai dan sistematis
|
|
BAB II
PEMBAHASAN
TAFSIR
2.1 Pengertian
Tafsir
Tafsir diambil dari kata fassara –
yupassiru–tafsiran yang berarti keterangan, penjelasan atau uraian.
Sedangkan Menurut istilah:
1) Menurut
al-Jurjani, tafsir adalah menjelaskan makna ayat keaaannya, kisahnya, dan sebab
yang karenanya ayat diturunkan, dengan lafadz yang menunjukkan kepadanya
dengan jelas sekali.
2) Menurut
az-Zarkazyi, ialah suatu pengetahuan yang dengan pengetahuan itu dapat
dipahamkan kibullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW menjelaskan
maksud-maksudnya mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmahnya.
3) 3) Menurut
al-Kilbyi ialah mensyarahkan al-qur’an, menerangkan maknanya
dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya
atau dengan isyaratnya ataupun dengan najwahnya.
4) Menurut Syeikh
Thorir, ialah mensyarahkan lafad yang sukar difahamkan oleh pendengan dengan
uraian yang menjelaskan maksud dengan menyebut muradhifnya atau yang
mendekatinya atau ia mempunyai petunjuk kepadanya melaui suatu jalan (petunjuk)
2.2 Kedudukan
Tafsir
Tafsir ialah dari ilmu-ilmu syari’at yang paling mulia
dan paling tinggi. Ia adalah ilmu yang paling mulia, sebagai judul, tujuan, dan
kebutuhan, karena judul pembicaraan ialah kalam atau wahyu Allah SWT yang jadi
sumber segala hikmah dan sumber segala keutamaan. Selanjutnya, bahwa jadi
tujuannya ialah berpegang pada tali Allah yang kuat dan menyampaikan kepada
kebahagiaan yang hakikat atau sebenamya. Sesungguhnya makin terasa kebutuhan
padanya ialah, karena setiap kesempurnaan agama dan dunia, haruslah sesuai
dengan ketentuan syara’. Ia sesuai bila ia sesuai dengan ilmu yang terdapat
dalam Kitab Allah SWT.
2.3 Macam-Macam
Tafsir
1.
Tafsir Bil Ma’tsur
Tafsir bi al-ma’tsur adalah cara menafsirkan ayat-ayat
al-Qur’an yang bersumber dari nash-nash, baik nash al-Qur’an, sunnah Rasulullah
saw, pendapat (aqwal) sahabat, ataupun perkataan (aqwal) tabi’in. Dengan kata
lain yang dimaksud dengan tafsir bi al-ma’tsur adalah cara menafsirkan ayat
al-Qur’an dengan ayat al-Qur’an, menafsirkan ayat Al Qur’an dengan sunnah,
menafsirkan ayat al-Qur’an dengan pendapat para sahabat, atau menafsirkan ayat
al-Qur’an dengan perkataan para tabi’in.
a.
Menafsirkan
Al-Qur’an dengan Al-Qur’an:
Misalnya dalam
surat Al-Hajj: 30
“Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang
ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya… ”.Kalimat
‘diterangkan kepadamu’ (illa ma yutla ‘alaikum)ditafsirkan
dengan surat al-Maidah:3
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.. “
b.
Menafsirkan Al-Qur’an dengan As-Sunnah/Hadits
Contoh Surat Al-An’am ayat 82:
الذين آمنوا
ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk”
Kata “al-zulm” dalam ayat tersebut, dijelaskan oleh Rasul
Allah saw dengan pengertian “al-syirk” (kemusyrikan).
c.
Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para sahabat
Contoh surat an-Nisa’ ayat 2
Mengenai
penafsiran sahabat terhadap Alquran ialah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu
Halim dengan Sanad yang saheh dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menerangkan
ayat ini:
وآتوا اليتامى
أموالهم ولا تتبدلوا الخبيث بالطيب ولا تأكلوا أموالهم إلى أموالكم إنه كان حوبا
كبيرا
“Dan berikanlah kepada
anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik
dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu.
Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang
besar.”
Kata ”hubb” ditafsirkan oleh Ibnu
Abbas dengan dosa besar
d.
Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para Tabi’in:
Contoh Surat Al-Fatihah:
Penafsiran Mujahid bin Jabbar tentang ayat: Shiraat
al-Mustaqimyaitu kebenaran.
Contoh bukunya:
a.
Jami al-bayan fi tafsir Al.Qur’an, Muhammad B.
Jarir al. Thabari, W. 310 H. terkenal dengan tafsir Thabari
b.
Bahr al-Ulum, Nasr b.
Muhammad al- Samarqandi, w. 373 H. terkenal dengan tafsir al- Samarqandi.
c.
Ma’alim al-Tanzil, karya
Al-Husayn bin Mas’ud al Baghawi, wafat tahun 510, terkenal dengan tafsir al
Baghawi.
2.
Tafsir Bir Ra’i
Yaitu penafsiran Al-Qur’an berdasarkan rasionalitas
pikiran (ar-ra’yu), dan pengetahuan empiris (ad-dirayah). Tafsir jenis ini
mengandalkan kemampuan “ijtihad” seorang mufassir, dan tidak berdasarkan pada
kehadiran riwayat-riwayat (ar-riwayat). Disamping aspek itu mufassir dituntut
untuk memiliki kemampuan tata bahasa, retorika, etimologi, konsep
yurisprudensi, dan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan wahyu dan
aspek-aspek lainnya menjadi pertimbangan para mufassir.
Contoh surat al-Alaq: 2
“Khalaqal insaana min ‘alaq”
Kata alaq disini diberi makna
dengan bentuk jamak dari lafaz alaqahyang berarti segumpal DARAH yang
kental
a. Tafsir Terpuji
(Mahmud)
Suatu penafsiran yang cocok dengan tujuan syar’i, jauh
dari kesalahan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, serta
berpegang teguh pada ushlub-ushlubnya dalam memahami nash
Al-Qur’an.
b.
Tafsir Al-Bathil Al-Madzmum
Suatu
penafsiran berdasarkan hawa nafsu, yang berdiri di atas kebodohan dan
kesesatan. Manakala seseorang tidak faham dengan kaidah-kaidah bahasa Arab,
serta tujuan syara’, maka ia akan jatuh dalam kesesatan, dan pendapatnya tidak
bisa dijadikan acuan.
Contoh bukunya:
1)
Mafatih al-Ghayb, Karya Muhammad
bin Umar bin al-Husain al Razy, wafat tahun 606, terkenal dengan tafsir al
Razy.
2)
Anwar al-Tanzil wa asrar al-Ta’wil, Karya ‘Abd
Allah bin Umar al-Baydhawi, wafat pada tahun 685, terkenal dengan tafsir
al-Baydhawi.
3)
Aal-Siraj al-Munir, Karya Muhammad
al-Sharbini al Khatib, wafat tahun 977, terkenal dengan tafsir al Khatib.
3.
Tafsir Bil Isyari
Suatu
penafsiran diamana menta`wilkan ayat tidak menurut zahirnya namun disertai
usaha menggabungkan antara yang zahir dan yang tersembunyi.”
Contoh :
Yang mempunyai makna ZHAHIR adalah “…… Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi
betina…” Tetapi dalam
tafsir Isyari diberi makna dengan “….Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu menyembelih nafsu hewaniah…”
Contoh dalam kisah :
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di
antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi
Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami[4].”
Penjelasan: Allah telah menganugerahkan ilmu-Nya kepada
Khidhir tanpa melalui proses belajar sebagaimana yang dilakukan oleh
orang-orang biasa. Ia memperoleh ilmu karena ketaatan dan kesalihannya. Ia jauh
dari maksiat dan dosa. Ia senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dalam
kesuciannya, Khidhir diberikan ilmu dari sisi-Nya yang dinamakan ilmu ladunni
menggunakan pendekatan qalbi (hati) atau rasa.
Contoh bukunya:
1)
Tafsir al-Qur’an al Karim, Karya Sahl bin
‘Abd. Allah al-Tastari, terkenal dengn tafsir al Tastari.
2)
Haqa’iq al-Tafsir, Karya Abu Abd.
Al-Rahman al- Salmi, terkenal dengan Tafsir al-Salmi.
3)
Tafsir Ibn ‘Arabi, Karya Muhyi
al-Din bin ‘Arabi, terkenal dengan nama tafsir Ibn ‘Arabi.
Makna yang
mu’yamil tidak berlawanan dengan al-quran dan as-sunnah.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur`an sebagai ”hudan-linnas” dan “hudan-lilmuttaqin”,
maka untuk memahami kandungan al-Qur`an agar mudah diterapkan dalam pengamalan
hidup sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam mengetahui arti/maknanya,
ta`wil, dan tafsirnya sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Sehingga
kehendak tujuan ayat al-Qur`an tersebut tepat sasarannya.
Terjemah,
tafisr, dan ta`wil diperlukan dalam memahami isi kandungan ayat-ayat al-Qur`an
yang mulia. Pengertian terjemah lebih simple dan ringkas karena hanya merubah
arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lainnya. Sedangkan istilah tafsir
lebih luas dari kata terjemah dan ta’wil , dimana segala sesuatu yang
berhubungan dengan ayat, surat, asbaabun nuzul, dan lain sebagainya dibahas
dalam tafsir yang bertujuan untuk memberikan kepahaman isi ayat atau surat
tersebut, sehingga mengetahui maksud dan kehendak firman-firman Allah SWT
tersebut.
B. Saran
Demikianlah karya ilmiah yang kami berisikan
tentang tafsir, ta’wil dan terjemah. Karya ilmiah inipun tak luput dari
kesalahan dan kekurangan maupun target yang ingin dicapai. Adapun kiranya
terdapat kritik, saran maupun teguran digunakan sebagai penunjang pada karya
ilmiah ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sirojuddin
Iqbal, Drs. Mashuri. 1989. Pengantar Ilmu Tafsir. Angkasa,
Bandung.
Muhammad Hasbi
Ash-Shiddieqy, Teungku. 1997. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir. PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang.
Ushama, Dr.
Thamem. 2000. Metodologi Tafsir Al-Qur’an. Riora Cipta, Jakarta.
Muhammad Hasbi
Ash-Shiddieqy, Teungku. 2002. Ilmu-ilmu Al-Qur’an. PT.
Pustaka Rizki Putra, Semarang.
Quthan,
Mana’ul. 1995. Pembahasan Ilmu Al-Qur’an. Rineka Cipta,
Jakarta.
Muchlas, Prof.
DR. H. Imam, 2004. Penafsiran Al-Qur’an. UMM Press, Malang.
Jalaluddin
As-Suyuthi, Imam. 2009. Al-Itqan fi Ulumil Qur’an. Invida
Pustaka, Surakarta.
Shihab, Dr. M.
Quraish. 1999. Membumikan Al-Qur’an. Mizan, Bandung.
Sedot disini.......... |
Lebih Banyak lagi :
MakalahHidrolisis Garam
MakalahPerluasan kekuasaan Kolonial
Makalah Sejarah
Makalah Inflasi
MakalahMajas
No comments:
Post a Comment